Sebelumnya silakan baca PART 1 nya dulu ya, biar nyambung dg bagian PART 2 yang ini. *utk yg belum baca
https://spasialin.blogspot.com/2021/11/eksplorasi-data-kita-spasialin-ya.html (PART 1)
Hasil Statistik Analisis GLR untuk Input Variabel Independen Sektor Sekunder sebagai berikut:
------------------ Summary of GLR Results [Model Type: Continuous (Gaussian/OLS)] -----------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Variable Coefficient [a] StdError t-Statistic Probability [b] Robust_SE Robust_t Robust_Pr [b]
Intercept 9173222,582146 8551380,493709 1,072718 0,290536 7212532,146264 1,271845 0,211583
SEKUND20 2,114914 0,187792 11,261980 0,000000* 0,550995 3,838355 0,000481*
---------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------- GLR Diagnostics -----------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Input Features: pdrbjatimdaratkab2020test Dependent Variable: PDRB20
Number of Observations: 38 Akaike's Information Criterion (AICc) [d]: 1451,033777
Multiple R-Squared [d]: 0,778913 Adjusted R-Squared [d]: 0,772772
Joint F-Statistic [e]: 126,832184 Prob(>F), (1,36) degrees of freedom: 0,000000*
Joint Wald Statistic [e]: 14,732966 Prob(>chi-squared), (1) degrees of freedom: 0,000124*
Koenker (BP) Statistic [f]: 23,327266 Prob(>chi-squared), (1) degrees of freedom: 0,000001*
Jarque-Bera Statistic [g]: 216,466447 Prob(>chi-squared), (2) degrees of freedom: 0,000000*
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Completed script Generalized Linear Regression (GLR)...
Hasil Analisis Generalized Linear Regression untuk Input Variabel Independen Sektor Sekunder
Hasil Analisis Generalized Linear Regression untuk Input Variabel Independen Sektor Sekunder menunjukkan insight/wawasan sebagai berikut :
- Klasifikasi yang sangat linier dan menjelaskan kinerja Sektor Sekunder di Jawa Timur adalah pada unit wilayah 30 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten-Kabupaten : 4 Kabupaten di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep), Tuban, Lamongan, Jombang, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Tulungangung, Blitar, Malang, Limajang, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, dan Jember, dan di Kota-Kota : Mojokerto, Pasuruan, Malang, Probolinggo, Madiun, dan Blitar. Kinerja dan kontribusi Kabupaten/Kota di klasifikasi ini cenderung masih di bawah harapan, dan pada waktu input tahun 2020 belum banyak industri berkembang di wilayah Kabupaten/Kota klasifikasi ini, kecuali Kabupaten Lamongan dan Tuban yang memiliki embrio Kawasan Industri. Hal ini mengindikasikan kinerja (utilisasi) sektor industri di Kabupaten Lamongan dan Tuban belum sesuai harapan.
- Kota Surabaya memiliki standar residu bernilai positif yang sangat signifikan tingginya (over) terhadap rata-rata regresi Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, menunjukkan bahwa (kinerja) linearitas sektor Sekunder PDRB Kota Surabaya sangat tidak linear terhadap sektor Sekunder PDRB se-Jawa Timur (∑ sektor Sekunder PDRB Kabupaten/Kota). Meskipun Kota Surabaya masih memiliki Kawasan Industri yang produktif, tetapi sektor non Sekunder (sektor Tersier / jasa-jasa) mendominasi produksi ekonomi wilayah sehingga mereduksi kinerja dan kontribusi sektor Sekunder nya.
- Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Banyuwangi memiliki standar residu bernilai positif yang cukup signifikan tingginya (over) terhadap rata-rata regresi Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, menunjukkan bahwa kontribusi sektor Sekunder terhadap PDRB Kabupaten/Kota nya di bawah rata-rata regresi. Kondisi ini dapat di korelasikan dengan masih tinggi dan dominannya kinerja sektor Primer di kedua Kabupaten dimana selain masih produktifnya Produksi Agro / Pertanian, di Bojonegoro terdapat tambang Migas Blok Cepu, dan di Banyuwangi terdapat tambang emas Tumpang Pitu.
- Kota Kediri memiliki standar residu bernilai negatif yang sangat signifikan minus/rendahnya (under) terhadap rata-rata regresi Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, menunjukkan bahwa (kinerja) linearitas sektor Sekunder PDRB Kota Kediri sangat tidak linear terhadap sektor Sekunder PDRB se-Jawa Timur. Yang cukup menarik pada klasifikasi ini, kinerja dan kontribusi sektor Sekunder di Kota Kediri merupakan yang tertinggi diindikasikan dari produksi operasional Gudang Garam, sehingga pada model GLR yang dihasilkan menjadi simpangan / tidak linear.
- Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik menunjukkan standar residu bernilai negatif yang cukup signifikan terhadap rata-rata regresi Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, terutama Kabupaten Pasuruan yang secara signifikan di atasnya, menunjukkan kontribusinya menjadi simpangan / tidak linear dengan kinerja / kontribusi sektor Sekunder di Jawa Timur. Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik merupakan Kabupaten dengan aktifitas operasional Kawasan Industri yang bertumbuh dengan aglomerasi sehingga kontribusi sektor Sekundernya merupakan harapan pertumbuhan sektor Sekunder di Jawa Timur, adapun klasifikasinya masih masih simpangan / tidak linier, hal ini menunjukkan bahwa kinerja rata-rata unit Kabupaten/Kota di Jawa Timur masih di bawah standar harapan untuk pertumbuhan sektor Sekunder.
Hasil Statistik Analisis GLR untuk Input Variabel Independen Sektor Tersier sebagai berikut:
Hasil Statistik Analisis GLR untuk Input Variabel Independen Sektor Tersier sebagai berikut :
------------------ Summary of GLR Results [Model Type: Continuous (Gaussian/OLS)] ------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Variable Coefficient [a] StdError t-Statistic Probability [b] Robust_SE Robust_t Robust_Pr [b]
Intercept 22142128,535892 5180026,569555 4,274520 0,000134* 4602896,148957 4,810478 0,000026*
TERSI20 1,430157 0,077322 18,496179 0,000000* 0,073439 19,474187 0,000000*
----------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------- GLR Diagnostics -----------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Input Features: pdrbjatimdaratkab2020test Dependent Variable: PDRB20
Number of Observations: 38 Akaike's Information Criterion (AICc) [d]: 1419,020244
Multiple R-Squared [d]: 0,904789 Adjusted R-Squared [d]: 0,902145
Joint F-Statistic [e]: 342,108624 Prob(>F), (1,36) degrees of freedom: 0,000000*
Joint Wald Statistic [e]: 379,243945 Prob(>chi-squared), (1) degrees of freedom: 0,000000*
Koenker (BP) Statistic [f]: 0,442576 Prob(>chi-squared), (1) degrees of freedom: 0,505882
Jarque-Bera Statistic [g]: 25,486198 Prob(>chi-squared), (2) degrees of freedom: 0,000003*
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Completed script Generalized Linear Regression (GLR)...
Gambar 12
Hasil Analisis Generalized Linear Regression untuk Input Variabel Independen Sektor Tersier
Hasil Analisis Generalized Linear Regression untuk Input Variabel Independen Sektor Tersier menunjukkan insight/wawasan sebagai berikut :
- Klasifikasi yang sangat linier dan menjelaskan kinerja Sektor Tersier di Jawa Timur adalah pada unit wilayah 15 Kabupaten (Tuban, Lamongan, Jombang, Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Blitar, Bangkalan, Sampang, Sumenep, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo) dan 1 Kota (Malang). Kinerja dan kontribusi Kabupaten/Kota di klasifikasi ini cenderung masih di bawah harapan meskipun mencerminkan rata-rata kinerja kontribusi sektor Tersier (jasa-jasa).
- Kota Kediri dan Kabupaten Pasuruan memiliki nilai standar residu yang tinggi simpangannya di atas model regresi (over), menunjukkan kinerja sektor jasa nya amat tidak linier dengan rata-rata regresi Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, hal ini mengindikasikan adanya kemungkinan adanya sektor lain yang “menekan” kinerja kontribusi sektor Tersier, di Kota Kediri mungkin yang menekan adalah sektor Sekunder yang dominan terutama industri pengolahan. Sedangkan pada Kabupaten Pasuruan, sektor Primer (pertanian) dan sektor Sekunder (industri) kemungkinan yang mendominasi dan cenderung menekan sektor Tersier. Hal yang cenderung sama terjadi pada Kabupaten Gresik dan Sidoarjo, memiliki nilai standar residu yang tinggi simpangannya tetapi tidak setinggi Kota Kediri dan Kabupaten Pasuruan.
- Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Banyuwangi memiliki nilai standar residu yang signifikan simpangannya di atas model regresi (over). Hal ini hampir menunjukkan kinerja sektor jasa nya tidak linier dengan rata-rata regresi Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, yang juga cukup mengindikasikan kinerja kontribusi sektor Tersier nya bersifat minor/tidak dominan.
- Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Madiun, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Trenggalek memiliki nilai standar residu yang signifikan simpangannya di bawah model regresi (under). Yang menarik dari insight ini adalah Kota Surabaya yang menjadi pusat layanan jasa regional di Jawa Timur masuk dalam klasifikasi ini, bersama dengan beberapa Kota lain dan beberapa Kabupaten. Untuk fenomena ini pada Kota Surabaya, hal ini sudah cukup sesuai dengan teori dan posisi/status Kota Surabaya sebagai pusat pelayanan regional, terutama pelayanan jasa sebagai sektor Tersier. Sedangkan untuk Kabupaten/Kota selain Kota Surabaya, fenomena ini menjadi catatan dan dapat didalami lebih lanjut apakah terjadi kinerja kontribusi sektor Tersier yang unik.